Jumat, 15 Januari 2010

GASTRITIS

1. Pengertian
Gastritis adalah inflamasi (pembengkakan) dari mukosa lambung termasuk gastritis erosiva yang disebabkan oleh iritasi, refluks cairan kandung empedu dan pankreas, haemorrhagic gastritis, infectious gastritis, dan atrofi mukosa lambung.

Gastritis lambung erosit suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi. Disebut erosif apabila kerusakan ang terjadi tidak lebih dalam dari mukosa muskularis.penyakit ini dijumpai diklinik, dari akibat samping pemakaian obat, sebagai penyulit penyakit-penyakit lain atau karena sebab yang tidak diketahui

Gasteritis kronis ialah suatu peradangan bagian permukaan muksa lambung yang menahun (Hirlan, Theo Soeharjo 1990)

2. Etiologi
Gasteritis akut erosif dapat tmbul tanpa diketahui sebabnya.penyebab yang sering dijumpai ialah :
1. Obat analgetik anti inflamasi, terutama aspirin dalam dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung.
2. Bahan kimi misalny lisol
3. Merokok
4. Alkohol
5. infeksi helicobacter pylori
6. Steres fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembeadahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat.
7. Refluks usus lambung
8. Endotoksin
3. Manifestasi klinis (tanda dan gejala)

Penyakit ini bisa timbul mendadak yang biasanya ditandai dengan :
a) rasa mual dan muntah,
b) nyeri, perdarahan, rasa lemah,
c) nafsu makan menurun
d) sakit kepala.
e) hilangnya nafsu makan, rasa kenyang,
f) nyeri ulu hati yang samar-samar
g) diare
h) badan menjadi panas,
i) menggigil, dan
j) kejang otot
4. Patofisiologi
Mekanisme kerusakan mukosa pada gastritis diakibatkan oleh ketidak seimbangan antara faktor-faktor pencernaan, seperti asam lambung dan pepsin dengan produksi mukous, bikarbonat dan aliran darah.
Biasanya ringan, walaupun demikian kadang-kadang dapat menyebabkan kedaruratan medis, yakni perdarahan saluran cerna bagian atas. Penderita gasteritis yang mengalami perdarahan sering sering diagnosisnya tidak tercapai
Pada umumnya, penderita dengan gastritis dalam waktu yang lama akan menyebabkan terjadinya suatu luka dalam perut yang disebut ulkus peptikum.
Adanya ulkus yang timbul pada seseorang menjadikan orang tersebut menderita nyeri ulu hati yang sangat perih. Ulkus ini dapat terjadi pada dinding lambung. Dapat juga pada dinding usus halus atau duodenum.
pengaturan makanan dalam perut dilaksanakan oleh sejumlah hormon dan persyarafan yang ada di sepanjang sistem pencernaan. Adanya gangguan dari pengaturan syaraf dan hormonal inilah yang menyebabkan terjadinya luka ini,"
Kejadian ulkus peptikum seringkali berhubungan dengan peningkatan sekresi asam lambung dan menurunnya kemampuan duodenum dalam mengatasi asam lambung.
Penyebab penyakit ini dihubungkan dengan herediter, di mana orangtua juga punya penyakit serupa. Stres yang berkepanjangan pun merupakan penyebab karena meningkatnya hormon asetilkolin yang berperan dalam peningkatan produksi asam lambung. Itulah sebabnya penyakit ini dihubungkan dengan keadaan psikologis seseorang.

5. Patogenesis
Banyak hal yang dapat menjadi penyebab gasttritis. Beberapa penyebab utama dari gastritis adalah Infeksi, iritasi dan reaksi autoimun. Infeksi dapat terjadi baik itu oleh bakteri ataupun virus. Iritasi dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti obat-obatan, alkohol, ekskresi asam lambung berlebihan,muntah kronis dan menelan racun.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan mukosa lambung. Faktor-faktor ini ialah:
1. kerusakan mukosa barrier sehingga difusi balik ion H meninggi.
2. perfusi mukosa lambung yang terganggu.
3. jumlah asam lambung merupakan faktor yang sangat penting

Faktor-faktor tersebut biasanya tidak berdiri sendiri misalnya stres fisis akan menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerah-daerah infark kecil. Disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu. Mukosa barrier pada penderita sters fisis biasanya tidak akan terganggu. Hal itu membedakannya dengan gastritis erosif karena bahan kimia atau obat. Pada gaseteritis refluks, gasteritid karena bahn kimia atau obat. Pada gasteritis refluks, gasteritis karena bahan kimia, obat mucosal barrier rusak sehingga difusi balik ion H meninggi. Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan mempercepat kerusakan mukosa barrier oleh cairan usus.

6. Diagnosis
Diagnosis gasteritis akut erosif, ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi dan dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologi biopsi mukosa lambung. Pemeriksaan radiologi biasa tidak mempunyai arti dan baru dapat membantu apabila digunakan kontrast ganda.
Pada pemeriksaan endoskopi akan tampak erosi multipel yang sebagian, biasanya tampak berdarah dan tersebar. Kadang-kadang dapat dijumpai erosi yang mengelompok pada satu daerah. Mukosa umumnya tampak merah. Kadang-kadang dijumpai daerah erosit yang ditemukan pada mukosa yang tampak normal. Pada saat pemeriksaan dapat dijumpai lesi yang terdiri dari aemua tingkatan perjalanan penyakitnya. Akibatnya pada saat itu tedapat erosi yang masih bersama-sama dengan erosi yang masih mengalam penyembuhan
Pada pemeriksaan histopatologik, kerusakkan mukosa karena erosi tidak pernah melewati mukosa muscularis. Ciri khas gasteritis erosif ialah sembuh sempurna dan terjadi dalam waktu yang relaif singkat. Oleh karena itu pemeriksaan endoskopi, sebaiknya dilakukan seawal mungkin

7. Pengobatan
Pengobatan yang dilakukan terhadap gastritis bergantung pada penyebabnya. Pada banyak kasus gastritis, pengurangan dari asam lambung dengan bantuan obat sangat bermanfaat. Antibiotik digunakan untuk menghilangkan infeksi. Penggunaan dari obat-obatan yang mengiritasi lambung juga harus dihentikan. Pengobatan lain juga diperlukan bila timbul komplikasi atau akibat lain dari gastritis.
Pengobatan meliputi
1. mengatasi kedaruratanmedis yang terjadi
2. mengatasi atu menghindari penyebab apabila dapat dijumpai
3. pemberian obat-obatan H2 blocking, antasid atau obat-obat ulkus lambung yang lain
Kategori obat pada gastritis adalah:
• Antasid : menetralisir asam lambung dan menghilangkan nyeri
• Acid blocker : membantu mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi.
• Proton pump inhibitor : menghentikan produksi asam lambung dan menghambat H.pylori.
• Cytoprotective agent : melindungi jaringan mukosa lambung dan usus halus.

8. Komplikasi
Komplikasi yang penting adalah
1. perdarahan cairan cerna bagian atas yang mengurapakan kedaruratan mesdis Madang–kadang perdarahan cukup banyak sehingga dapat menyebabkan kematian.
2. terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat.
3. jarang terjadi perforasi

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIAGNOSIS GASTERITIS

1. pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan dan merupakan proses yang sistematis untuk pengumpulan data, menganalisa data dan menentukan diagnosa keperawatan (Depkes RI, 1999). Adapun data yang diperoleh pada klien dengan gangguan gastritis, adalah sbagi berikut : pasien berumur 5 tahun, aktifitas menurun, kurang energi (tenaga), pasien terlihat pucat, ada keluhan diare, mual, muntah, intake cairan dan nutrisi berkurang, adanya gangguan pencernaan, cegukan, rasa terbakar di tenggorokan, mual, muntah, tidak nafsu makan, penurunan berat badan, tidak enak di perut bagian atas, muntah darah atau cairan berwarna coklat, ataupun terdapat darah saat buang air besar, pernafasan normal, tidak ada kenaikan suhu tubuh yang drastis. Perkemihan normal.

2. Diagnosa
Dari data tersebut diatas didapatkan rumusan masalah sehingga ditemukan diagnosa keperawatan diantaranya yaitu :
1. Resiko kekurangan cairan tubuh berhubungan dengan diare dan berkurangnya intake cairan
2. Resiko kekurangan nutrisi, berhubungan dengan kurangnya intake nutrisi dan berkurangnya nafsu makan
3. Resiko gangguan pencernaan dan metabolisme : perdarahan pada lambung, berhubungan dengan muntah darah atau cairan berwarna

3. Perencanaan
Dalam menyusun rencana keperawatan, terlebih dahulu dirumuskan prioritas diagnosa keperawatan yang dapat ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan Abraham Maslow, berdasarkan berat ringannya masalah, mudah tidaknya diatasi serta berdasarkan core problem (masalah utama). Hal tersebut diatas tidak terlepas dari keadaan/kondisi klien saat menyusun rencana perawatan.

Adapun prioritas diagnosa keperawatan adalah :
1. Resiko kekurangan cairan tubuh berhubungan dengan diare dan berkurangnya intake cairan
- Menghentikan diare yang dialami oleh pasien.
- Membantu memenuhi kebutuhan cairann pasien secara normal
- Membantu pasien agar dapat BAB secara normal dengan intensitas feces yang lembek

2. Resiko kekurangan nutrisi, berhubungan dengan kurangnya intake nutrisi dan berkurangnya nafsu makan
- Membantu pasien agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya secara mandiri
- mengembalikan dan meningkatkan nafsu makan pasien
- mengusahakan agar pasien dapat mengetahui fungsi dari makanan yang ia makan terhadap penyakitnya

3. Resiko gangguan pencernaan dan metabolisme : perdarahan pada lambung, berhubungan dengan muntah darah atau cairan berwarna coklat, dan terdapat darah saat buang air besar
- Berkolaborasi dengan ahli farmasi untuk Mengurangi resiko perperdarahan pada lambung dengan medika mentosa
- Memberikan makanan yang lunak agar mudah di cerna dan mengurangi cidera usus yang berlebih.
4. Pelaksanaan

1. Resiko kekurangan cairan tubuh berhubungan dengan diare dan berkurangnya intake cairan

- Memberikan oralit kepada pasien untuk mengganti cairan dan menambah tenaga yang telah terbuang pada saat diare
- mengajarkan kepada pasien bagaimana cara memenuhi kebutuhn cairan dengan tepat
- Memberikan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi kepada klien namun tetap lunak

2. Resiko kekurangan nutrisi, berhubungan dengan kurangnya intake nutrisi dan berkurangnya nafsu makan
- Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemenuhan kebutuhan nutisi pasien
- Meminta kepada pasien untuk makan walaupun Cuma sedikit namun sering
- Menanyakan makanan apa yang disukai pasien untuk meningkatkan nafsu makannya
- Mengusahakan agar pasien dapat makan bersama dengan pasien lainnya dalam 1 bangsal guna meningkatkan nafsu makan.
- Menjelaskan kepada pasien dan orang tua pasien seberapa penting makan dapat membantu proses penyembuhan penyakitnya.
- Mengajarkan kepada orang tua pasien bagaimana cara memberikan makanan yang aman dikonsumsi oleh pasien

3. Resiko gangguan pencernaan dan metabolisme : perdarahan pada lambung, berhubungan dengan muntah darah atau cairan berwarna coklat, dan terdapat darah saat buang air besar
- menganjurkan kepada pasien untuk makan walaupun sedikit namun sering
- Sebelum makan pasien diminta untuk mengunyah antasida untuk mengurangi sekresi asam lambung yang dapat menyebabkan mual
- Mengkonsumsi obat yang dapat mengurangi cidera pada lambung
- Mengajarkan pada keluarga pasien untuk selalu mengingatkan pasien untuk makan dan minum obat secara teratur

5. Evaluasi
1. Tujuan tercapai : padahari ke-2 pasien sudah tidak mengalami diare dan klien sudah dapat memenuhi kebutuhan cairannya secara mandiri
2. Tujuan trcapai : klien sudah memiliki nafsu makan yang baik, pasien sudah dapat makan dengan terastur, kebutuhan nutrisi sudah mulai terpenuhi.
3. Tujuan tercapai : pasien sudah tidak mengalami muntah darah, atau cairan yang berwarna coklat, pasien sudah tidak mengalami muntah pada saat makan, Pasien juga BAB dengan normal.

DAFTAR PUSTAKA
Alimul Aziz, Uliyah Musrifatul. (2006). Keteramplan Dasar Praktik Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Lismidar , dkk. (2005). Proses Keperawatan. Yakarta : Universitas Indonesia
Nelson. (2000). Ilmu Kesehatan Anak Vol. 2 Edisi 15. Jakarta : EGC
Soeparman, Waspadji Sarwono.(1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. Jakarta: FKUI

0 komentar:

Posting Komentar